Hallo
teman – teman kali ini saya akan membahas beberapa mukjizat dalam Al-Qur’an.
Tanpa kita sadari Al-Qur’an itu mempunyai rahasia yang sangat banyak teman. Nah,
dari pada panjang lebar mari kita simak Ceritanya.
Selamat
membaca dan semoga bermanfaat :-)
Rahasia waktu dalam Al-Qur’an
Waktu memang sebuah misteri yang menyimpan beragam makna. Ia merupakan
makhluk yang unik. Begitu pentingnya waktu, sampai-sampai Allah SWT bersumpah
dengan waktu. Wal- ‘Ashr (Al-“ashr [103]: 1), wal-fajri (Al-Fajr
[89]: 1), wadh- dhuha (Adh-Dhuha [93]: 1), wal-laili (Al-Lail
[92]: 1), wasy-syamsi (Asy-Syams [91]: 1), adalah contoh-contoh
sumpah-sumpah Allah atas nama-nama waktu.
Menurut Quraish Shibab, AL-Qur’an menggunakan beberapa kata untuk
menunjukkan makna-makna waktu antara lain sebagai berikut :
a.
Ajal, untuk menunjukkan waktu berakhirnya
sesuatu seperti berakhirnya usia manusia atau masyarakat. Setiap umat mempunyai
batas waktu berakhirnya usia (Q.S. Yunus [10]: 49). Demikian juga berakhirnya
kontrak perjanjian kerja antara Nabi Syu’ain a.s. dan Nabi Musa a.s.. Al-Qur’an
mengatakan, “Itullah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dan kedua
waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan maka tidak ada tuntutan tambahan atas
diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas yang kita ucapkan.” (Q.S.
Al-Qashash [28]: 28)
b.
Dahr, digunakan untuk saat berkepanjangan
yang dilalui alam raya dalam kehidupan dunia ini, yaitu sejak diciptakan-Nya
samapai punahnya alam sementara ini. Al-Qur’an menjelaskan, “Bukankah telah
pernah dating (terjadi) kepadamu manusia satu dahr (waktu), sedangkan ia ketika
itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut (karena belum ada di alam ini?).”
(Q.S. Al-Insan [76]: 1)
“Kemudian
ini tidak lain saat kita berada di dunia, kita matidan kita hidup, dan tidak
ada yang membinasakan (mematikan) kita,
kecuali dahr (perjalanan waktu yang dilalui oleh alam).” (Q.S. Al-Jatsiyah
[45]: 24)
c. Waqt, digunakan dalam arti batas akhir
kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa. Karena itu,
seringkali AL-Qur’an menggunakannya dalam konteks kadar tertentu dari satu
masa. “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban kepada orang-orang mukmin
yang tertentu waktu-waktunya.” (Q.S. AN-Nisa [4]: 103)
d. ‘Ashr, kata ini bisaa diartikan “waktu
menjelang terbenamnya matahari”, tetapi juga dapat diartikan sebagai “masa”
secara mutlak. Makna terakhir ini diambil berdasarkan asumsi bahwa ‘Ashr
merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kata ‘Ashr
sendiri bermakna “perasaan”, seakan-akan masa harus digunakan oleh manusia
untuk memeras pikiran dan keringatnya, dan hal ini hendaknya dilakukan kapan
saja sepanjang masa.
Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan, Allah memberlakukan waktu yang
berbeda atas tiap-tiap jenis makhluk-Nya. Umpamanya, satu hari bagi Malaikat
Jibril sama dengan 50 ribu tahun lamanya bagi manusia (Q.S. Al-Ma’Arij [70]:
4). Pada ayat lain juga dijelaskan, satu hari bagi para malaikatsama dengan
seribu tahun lamanya bagi manusia. Firman Allah SWT, “Dian mengatu urusan
dari langit ke bumi kemudian urusan itu naik (dibawa oleh malaikat) kepadanya
dalam satu hari, yang ukuran lamanya seribu tahun menurut perhitunganmu.”
(Q.S. As-Sajdah [31]: 5). Allah SWT juga mengisyaratkan, “Sesungguhnya
sehari di sisi Rabb-mu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu
hitung.” (Q.S. Al-Hajj [22]: 47).
Nah, Ini dulu yang dapat saya
sampaikan semoga cerita saya bermanfaat dan
tersebut kita dapat lebih mengimani Al-Qur’an Maha suci Allah dengan
segala kuasanya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih :-)
0 komentar:
Posting Komentar