Senin, 29 Juli 2013

Inilah Mukjizat Al-Qur’an tentang rahasia Waktu




Hallo teman – teman kali ini saya akan membahas beberapa mukjizat dalam Al-Qur’an. Tanpa kita sadari Al-Qur’an itu mempunyai rahasia yang sangat banyak teman. Nah, dari pada panjang lebar mari kita simak Ceritanya.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat :-)

Rahasia waktu dalam Al-Qur’an

Waktu memang sebuah misteri yang menyimpan beragam makna. Ia merupakan makhluk yang unik. Begitu pentingnya waktu, sampai-sampai Allah SWT bersumpah dengan waktu. Wal- ‘Ashr (Al-“ashr [103]: 1), wal-fajri (Al-Fajr [89]: 1), wadh- dhuha (Adh-Dhuha [93]: 1), wal-laili (Al-Lail [92]: 1), wasy-syamsi (Asy-Syams [91]: 1), adalah contoh-contoh sumpah-sumpah Allah atas nama-nama waktu.
Menurut Quraish Shibab, AL-Qur’an menggunakan beberapa kata untuk menunjukkan makna-makna waktu antara lain sebagai berikut :

a.      Ajal, untuk menunjukkan waktu berakhirnya sesuatu seperti berakhirnya usia manusia atau masyarakat. Setiap umat mempunyai batas waktu berakhirnya usia (Q.S. Yunus [10]: 49). Demikian juga berakhirnya kontrak perjanjian kerja antara Nabi Syu’ain a.s. dan Nabi Musa a.s.. Al-Qur’an mengatakan, “Itullah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dan kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas yang kita ucapkan.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 28)

b.     Dahr, digunakan untuk saat berkepanjangan yang dilalui alam raya dalam kehidupan dunia ini, yaitu sejak diciptakan-Nya samapai punahnya alam sementara ini. Al-Qur’an menjelaskan, “Bukankah telah pernah dating (terjadi) kepadamu manusia satu dahr (waktu), sedangkan ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut (karena belum ada di alam ini?).” (Q.S. Al-Insan [76]: 1)
Kemudian ini tidak lain saat kita berada di dunia, kita matidan kita hidup, dan tidak ada yang   membinasakan (mematikan) kita, kecuali dahr (perjalanan waktu yang dilalui oleh alam).” (Q.S. Al-Jatsiyah [45]: 24)

c.       Waqt, digunakan dalam arti batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa. Karena itu, seringkali AL-Qur’an menggunakannya dalam konteks kadar tertentu dari satu masa. “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban kepada orang-orang mukmin yang tertentu waktu-waktunya.” (Q.S. AN-Nisa [4]: 103)

d.      Ashr, kata ini bisaa diartikan “waktu menjelang terbenamnya matahari”, tetapi juga dapat diartikan sebagai “masa” secara mutlak. Makna terakhir ini diambil berdasarkan asumsi bahwa ‘Ashr merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kata ‘Ashr sendiri bermakna “perasaan”, seakan-akan masa harus digunakan oleh manusia untuk memeras pikiran dan keringatnya, dan hal ini hendaknya dilakukan kapan saja sepanjang masa.
Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan, Allah memberlakukan waktu yang berbeda atas tiap-tiap jenis makhluk-Nya. Umpamanya, satu hari bagi Malaikat Jibril sama dengan 50 ribu tahun lamanya bagi manusia (Q.S. Al-Ma’Arij [70]: 4). Pada ayat lain juga dijelaskan, satu hari bagi para malaikatsama dengan seribu tahun lamanya bagi manusia. Firman Allah SWT, “Dian mengatu urusan dari langit ke bumi kemudian urusan itu naik (dibawa oleh malaikat) kepadanya dalam satu hari, yang ukuran lamanya seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Q.S. As-Sajdah [31]: 5). Allah SWT juga mengisyaratkan, “Sesungguhnya sehari di sisi Rabb-mu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung.” (Q.S. Al-Hajj [22]: 47).


Nah, Ini dulu yang dapat saya sampaikan semoga cerita saya bermanfaat dan  tersebut kita dapat lebih mengimani Al-Qur’an Maha suci Allah dengan segala kuasanya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih :-)

0 komentar:

Posting Komentar