photo Untitled-2_zps47e3c1fd.jpg'/>

 photo tet_zps919b05ae.jpg'/>

 photo ty_zps41c4c83c.jpg

 photo kcopy_zpsaad5ee21.jpg

Senin, 29 Juli 2013

KEUTAMAAN 10 HARI TERAKHIR BULAN RAMADHAN


Bulan Ramadhan merupakan bulan yang agung, bulan yang selalu dijadikan momentum untuk meningkatkan kebaikan, ketakwaan serta menjadi ladang amal bagi orang-orang yang shaleh dan beriman kepada Allah SWT.

Tidak terasa, Ramadhan tahun ini sudah mendekati akhir karena telah telah memasuki 10 hari terakhir. Sebagian ulama kita membagi fase bulan Ramadhan dengan tiga bagian. Fase pertama, yaitu 10 hari pertama adalah sebagai fase rahmat, 10 hari kedua atau pertengahan adalah fase maghfiroh, serta fase ketiga atau 10 hari terakhir adalah fase pembebasan dari api neraka. Maka saat ini kita berada dalam fase ketiga, yaitu fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Salman al- farisi, “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Rasulullah Muhammad SAW, yang merupakan manusia terpilih dan suri tauladan terbaik bagi kita, jika Ramadhan memasuki 10 hari terakhir, maka beliau semakin memaksimalkan diri dalam beribadah. Beliau menghidupkan malam harinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bahkan beliau membangunkan keluarganya agar turut beribadah. Dari Aisyah r.a., ia menceritakan tentang keadaan Nabi SAW ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, “Beliau jika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupakn malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari).

Rasulullah SAW sangat memerhatikan 10 hari terakhir bulan Ramadhan karena di dalamnya begitu banyak keutamaan yang bisa didapatkan pada waktu-waktu tersebut. Beberapa di antaranya:

1. Pertama,  Sebagaimana sudah lazim kita pahami bahwa sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan adalah turunnya lailatul qadr. Malam yang sangat dinantikan untuk didapatkan oleh orang-orang yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan pengharapan ridha Allah SWT, karena pada malam tersebut siapa saja yang beribadah kepada Allah SWT dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada Allah SWT maka nilai ibadahnya sama dengan bernilai ibadah selama 1000 bulan yang juga berarti sama dengan 83 tahun 4 bulan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Qadr ayat 3: “Lailatul Qdr itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3).

Tentunya dengan mendapatkan lailatul qadr adalah suatu hal yang sangat membahagiakan bagi orang yang beriman yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan kepada Allah SWT. oleh karenanya, pada hari 10 terakhir ini tidak sedikit dari kaum muslimin yang melakukan i’tikaf di masjid agar rangkaian ibadah yang dilaksanakan, shalat malam, tadarus Al-Qur’an, berdzikir dan amalan-amalan lainnya dapat dilaksanakan dengan khusyuk, tentunya dengan tujuan lailatul qadr dapat diraih. Pada malam tersebut keberkahan Allah SWT melimpah ruah, banyaknya malaikat yang turun pada malam tersebut, termasuk Jibril. Allah SWT berfirman: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr; 5).

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW juga menyebutkan tentang keutamaan melakukan qiyamullail di malam tersebut. Beliau bersabda. “Barangsiapa melakukan shalat malam pada lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Keutamaan kedua adalah sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap insan manusia yang beriman kepada Allah SWT mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan berupaya dengan semaksimal mungkin mengerahkan segala daya dan upayanya untuk meningkatkan ibadah pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Karena amal perbuatan itu tergantung pada penutupnya atau akhirnya.
Rasullah SAW bersabda: “Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu kelak.”

Dengan demikian mari teman teman kita maksimalkan sisa-sisa bulan Ramadhan ini dengan meningkatkan amaliyah ibadah kita kepada Allah SWT dengan qiyamullail (menghidupkan malam) pada bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam penghujung bulan ini. Semoga kita mendapatkan segala limpahan kemuliaan dari Allah SWT.  Amiiiin……

Empat Langkah Menuju Surga


Wahai orang-orang yang beriman, ruku, sujud dan beribadahlah kepada Allah, dan perbuatlah kebaikan-kebaikan agar kalian beruntung" QS Al-Hajj : 77

Setelah lelah berhijrah dari Makkah ke Madinah, Rasulullah saw beristirahat di Quba'. Bahkan beliau saw beserta sahabat sempat menidirikan sebuah masjid, walaupun saat itu masih dalam wujud sangat sederhana. Batas-batasnya adalah pohon kurma, dan sebagian atapnya dari pelepah kurma ditambah daun-daun kering. Saat ini, masjid tersebut sudah terlihat cantik dan megah yang kita kenal dengan nama Masjid Quba'.

Lebih sepekan Rasulullah saw berada di Quba', dan di sinilah awal sejarah bermula sholat Jumat pertama. Dulu pada waktu sebelum hijrah, sholat Jumat belum bisa ditunaikan karena masih berada di bawah kekuasaan Quraisy, di kota Makkah.

Usai melaksanakan sholat Jumat, Rasulullah saw berangkat dengan berjalan kaki, memasuki kota Madinah. Beliau diiringi oleh para sahabat, baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshor. Sementara unta Nabi saw dilepaskan dan berjalan paling depan.

"Biarkan unta itu berjalan, karena dia dalam bimbingan Allah swt," Ujar Nabi saw.

Lalu Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, tahun apakah ini?, bulan apakah ini? dan hari apakah ini?

Lalu beliau saw bersabda: "Ayyuhannas Afsyus salaam, wa'ath'imuth tho'aam, wasiilul arham, washallu billaili wannaasu niyaam, tadkhulul jannata bissalaam" HR. Muslim

Artinya: Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan (kepada fakir miskin), sambungkan tali silaturrahim. Dan sholat malamlah kalian ketika manusia sedang nyenyak tidur. Engkau akan masuk syurga dengan salam (selamat).

Dalam hadits ini, Nabi saw mengungkapkan empat langkah untuk menuju syurga Allah swt:


·         Pertama, tebarkanlah salam. Ucapan Assalaamu’alaaikum warahmatullahi wabarakatuhu, disunnatkan bagi yang mengucapkannya, dan bagi yang mendengarnya, hukumnya wajib untuk menjawab. Ucapan salam adalah doa terhadap sesama hamba Allah swt, ucapan salam dapat memadamkan api dedam dan permusuhan, bahkan dapat memperkuat tali persaudaraan sesama kita.

·         Kedua, berilah makan. Sungguh banyak orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan makanan. Ada fakir miskin, anak-anak terlantar atau siapapun yang membutuhkannya. Kalaupun mengundang untuk walimahan atau syukuran, maka disunnahkan juga untuk mengundang orang-orang papa. Jangan sampai ada sebuah keluarga kepalaran, sementara tetangganya tertidur nyenyak lantaran kekenyangan.

·         Ketiga, menyambungkan silaturrahim. Menyambungkan kasih sayang, menyambungkan tali persaudaraan. Berkunjung, bertatap muka, berbincang-bincang agar suasana masyarakat menjadi damai dan tenteram. Dengan bersilaturrahim banyak pekerjaan-perkerjaan yang sulit bisa diselesaikan. Pesan Nabi saw, bahwa silaturrahim itu memperpanjang umur dan menambah rezeki.

·         Keempat, sholat malam. Ada saat-saat khusus, dimana doa kita lebih dikabulkan oleh Allah swt. Yaitu bermunajat dan berdoa di malam hari, saat-saat orang lain sedang nyenyak tidur. Kita kenal dengan istilah qiyaamul lail, mendirikan ibadah malam, dengan sholat tahajjud, berdoa dan berdzikir kepada Allah swt. Bahkan pada bulan Ramadhan ini disunnahkan sholat tarawih, membaca Al-Qur’an, istighfar dll.

Dari empat langkah menuju syurga Allah swt, ternyata tiga syaratnya,sangat terkait dengan hablun minannas dan hanya satu poin yang menyebutkan ibadah mahdhoh, hablun minallah yaitu sholat malam.

Jadi untuk memasuki surga Allah swt, dalam pemahaman hadits ini, maka hubungan kita dengan manusia harus terus diperbaiki. Kualitas hubungan dan interaksi kita dengan manusia seperti mengucapkan salam, memberi makan dan menyambung kasih sayang justru menjadi faktor besar untuk masuk surga.



Inilah Mukjizat Al-Qur’an tentang rahasia Waktu




Hallo teman – teman kali ini saya akan membahas beberapa mukjizat dalam Al-Qur’an. Tanpa kita sadari Al-Qur’an itu mempunyai rahasia yang sangat banyak teman. Nah, dari pada panjang lebar mari kita simak Ceritanya.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat :-)

Rahasia waktu dalam Al-Qur’an

Waktu memang sebuah misteri yang menyimpan beragam makna. Ia merupakan makhluk yang unik. Begitu pentingnya waktu, sampai-sampai Allah SWT bersumpah dengan waktu. Wal- ‘Ashr (Al-“ashr [103]: 1), wal-fajri (Al-Fajr [89]: 1), wadh- dhuha (Adh-Dhuha [93]: 1), wal-laili (Al-Lail [92]: 1), wasy-syamsi (Asy-Syams [91]: 1), adalah contoh-contoh sumpah-sumpah Allah atas nama-nama waktu.
Menurut Quraish Shibab, AL-Qur’an menggunakan beberapa kata untuk menunjukkan makna-makna waktu antara lain sebagai berikut :

a.      Ajal, untuk menunjukkan waktu berakhirnya sesuatu seperti berakhirnya usia manusia atau masyarakat. Setiap umat mempunyai batas waktu berakhirnya usia (Q.S. Yunus [10]: 49). Demikian juga berakhirnya kontrak perjanjian kerja antara Nabi Syu’ain a.s. dan Nabi Musa a.s.. Al-Qur’an mengatakan, “Itullah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dan kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas yang kita ucapkan.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 28)

b.     Dahr, digunakan untuk saat berkepanjangan yang dilalui alam raya dalam kehidupan dunia ini, yaitu sejak diciptakan-Nya samapai punahnya alam sementara ini. Al-Qur’an menjelaskan, “Bukankah telah pernah dating (terjadi) kepadamu manusia satu dahr (waktu), sedangkan ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut (karena belum ada di alam ini?).” (Q.S. Al-Insan [76]: 1)
Kemudian ini tidak lain saat kita berada di dunia, kita matidan kita hidup, dan tidak ada yang   membinasakan (mematikan) kita, kecuali dahr (perjalanan waktu yang dilalui oleh alam).” (Q.S. Al-Jatsiyah [45]: 24)

c.       Waqt, digunakan dalam arti batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa. Karena itu, seringkali AL-Qur’an menggunakannya dalam konteks kadar tertentu dari satu masa. “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban kepada orang-orang mukmin yang tertentu waktu-waktunya.” (Q.S. AN-Nisa [4]: 103)

d.      Ashr, kata ini bisaa diartikan “waktu menjelang terbenamnya matahari”, tetapi juga dapat diartikan sebagai “masa” secara mutlak. Makna terakhir ini diambil berdasarkan asumsi bahwa ‘Ashr merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kata ‘Ashr sendiri bermakna “perasaan”, seakan-akan masa harus digunakan oleh manusia untuk memeras pikiran dan keringatnya, dan hal ini hendaknya dilakukan kapan saja sepanjang masa.
Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan, Allah memberlakukan waktu yang berbeda atas tiap-tiap jenis makhluk-Nya. Umpamanya, satu hari bagi Malaikat Jibril sama dengan 50 ribu tahun lamanya bagi manusia (Q.S. Al-Ma’Arij [70]: 4). Pada ayat lain juga dijelaskan, satu hari bagi para malaikatsama dengan seribu tahun lamanya bagi manusia. Firman Allah SWT, “Dian mengatu urusan dari langit ke bumi kemudian urusan itu naik (dibawa oleh malaikat) kepadanya dalam satu hari, yang ukuran lamanya seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Q.S. As-Sajdah [31]: 5). Allah SWT juga mengisyaratkan, “Sesungguhnya sehari di sisi Rabb-mu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung.” (Q.S. Al-Hajj [22]: 47).


Nah, Ini dulu yang dapat saya sampaikan semoga cerita saya bermanfaat dan  tersebut kita dapat lebih mengimani Al-Qur’an Maha suci Allah dengan segala kuasanya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih :-)

Senin, 22 Juli 2013

About Me

Hallo teman-teman ini adalah profilku
Nama Lengkap       : Siti Aulia Noor
Nama Panggilan     : Aulia
Tempat Tgl Lahir   : Bangkal, 7 Oktober 1997
Alamat                      : Jln. Mr Cokrokusumo no 65
                                      Rt 05/02 Kel. Bangkal Kec.
                                      Cempaka, Banjarbaru 
Pendidikan              : - MIN Bangkal
                                     - SMP Negeri 13 Banjarbaru
                                     - SMK Telkom Banjarbaru   
Kelas                          : XI-C

Jurusan                      : Teknik Komputer dan Jaringan
Alamat Email                 : sitiaulianoor@gmail.com
Alamat Twitter              : @SauliaN_
Alamat Facebook          : siti.aulianoor

Terima Kasih :-)